Trelepnews.id, SLATRI-
Man Jadda Wajada, Barangsiapa yang bersungguh-sungguh pasti akan
berhasil. Sebuah kalimat sakti yang menghujam di dalam dada Nur Syifa
Fikri warga Desa Slatri Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, mahasiswa
semester 4 kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang.
Nur Syifa Fikri Kuliah Kedokteran Gratis |
Putra
dari pasangan Mohammad Ali Jafar (61) dan Siti Jariyah (47) ini
berkesempatan kuliah Kedokteran gratis lewat program Beasiswa Pendidikan
bagi Mahasiswa Breprestasi (Bidikmisi) karena prestasi yang diraihnya.
Sejak SMA dia selalu mendapatkan ranking 1 paralel dan mendapatkan
prestasi dari berbagai lomba yang diikutinya antara lain : Juara 1
Olympiade Biologi Kabupaten Brebes 2013, Juara 2 lomba cerdas cermat
Nasionalisme Tingkat Kabupaten Brebes 2013, Juara 1 Try Out SBMPTN
Tingkat Kabupaten Brebes dan Juara 3 Try out STAN Nasionel Regional
Brebes.
Erni Erawati, SPd (46), salah
satu guru SMA Negeri 1 Larangan menyatakan bahwa Syifa termasuk anak
yang rajin dan ulet. “Dari awal dia menyukai pelajaran biologi, bahkan
bisa menjelaskan susunan serta bagian-bagian anatomi tubuh secara
detail,” imbuhnya.
Syifa tinggal di
Desa Slatri Tengah RT 05 RW 01 Slatri Kecamatan Larangan dan selama
kuliah indekost di Rusunawa UNDIP Jalan Prof. Soedharto, SH, Tembalang,
Semarang.
Putra Brebes kelahiran 2
Februari 1996 ini mengenyam pendidikan dari MIN Model Larangan, MTS
Negeri Ketanggungan dan SMA Negeri 1 Larangan. Ia memiliki hobby
membaca, menonton televisi, menulis karya ilmiah dan suka memasak kalau
di rumah.
Prestasi yang diraih
setelah menjadi mahasiswa adalah memperoleh IPK 4,0 di Fakultas
Kedokteran UNDIP, Juara gagasan tertulis Kelompok Studi Mahasiswa (KSM)
Tingkat Fakultas, Juara 3 Pekan Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
lolos pendanaan Program Kreatifitas Mahasiswa Dikti 2015 dengan dua
judul PKM Penelitian tentang Nanoelmusi.
Syifa
mengungkapkan bahwa ada tujuh bidang Program Kreatifitas Mahasiswa
(PKM) yang sesuai pasiion Mahasiswa, salah satunya PKMP atau PKM
Penelitian. “Jadi awalnya membuat proposal ke Dikti, setelah itu yang
lolos pendanaan akan memperoleh dana untuk mewujudkan penelitian
tersebut. Alhamdulillah saya lolos PKMP dua judul dengan masing-masing
pencairan dana 7,5 juta yakni untuk judul Formulasi Nanoemulsi obat penurun koleterol berbahan dasar ekstrak bawang merah dan judul Nanoemulsi cincau dalam carboxymetil chitosan sebagai antiangiogenesis pencegah pertumbuhan dan metastasis kanker,” tandas Syifa.
Sempat
bercita-cita menjadi Polisi, Syifa akhirnya menjatuhkan pilihannya
untuk jatuh cinta kepada pelajaran Biologi dan mengantarkannya untuk
bercita-cita menjadi seorang dokter.
Tentu
kesuksesan yang ia raih tidak lepas dari semangat dan dorongan dari
seseorang, yang ternyata itu adalah Ibunya sendiri yang bekerja sebagai
Tenaga kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi. Ia selalu memegang nasehat ibu
dan terus menerapkan segala nasehatnya. “Ibu berpesan agar jangan pernah
meninggalkan Shalat, selalu rajin belajar, jangan berpacaran dan jangan
salah pilih dalam bergaul.” tutur Syifa kepada tim celotehlarangan.com.
Untuk
biaya hidup setiap bulan, selain ia mendapat beasiswa kuliah gratis dari bidikmisi, ia juga memperoleh uang beasiswa Rp600.000
perbulan dari Bidikmisi dan ketika harus membeli buku terpaksa ia meminta bantuan dari
kakaknya. Meskipun ia mengungkapkan jarang membeli buku karena bisa
belajar materi dosen yang sekarang menggunakan file ppt melalui laptop
dan HP.
Anak kelima dari sembilan
bersaudara ini mempunyai cita-cita menjadi dokter spesialis, sehingga ia
berharap setelah lulus kedokteran akan bisa lanjut ke spesialis. Selain
itu, ia ingin mempunyai Lembaga Ilmiah yang mengembangkan potensi
lokal. “Harapan saya setelah sukses bisa menularkannya dalam
mengentaskan kemiskinan dengan menggratiskan kuliah bagi siswa
berprestasi,” imbuhnya. ( Lukmanul Hakim).
0 Response to "Lewat Bidikmisi, Nur Syifa Fikri Kuliah Kedokteran Gratis"
Post a Comment