Dalam menyikapi Media, kita haruslahlebih bijak, apalgi terkait dengan aktifitas yang berimbas pada kepentingan masyarakat, jangan sampai hal tersebut dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin memeceh belah umat.
Alangkah lebih bijaknya kita menyikapi beberapa komentar dari beberapa akun di facebook, contohnya terkait dengan penyitaan barang jualan di warung di Kota Serang
Suluh Prasetyo Rendra Utomo
Nongol terus gambar ini. Itu artinya ane harus nulis sesuatu yg out of the box dengan analisa gatoloco. Cieee..
Bukan bermaksud membela satpol PP maupun membela si Ibu. Tapi setidaknya apa yg saya sampaikan ini merupakan sesuatu yg logis.
1. Umat islam wajib menjalankan ibadah Puasa. Saking wajibnya hingga
ibadah ini tidak boleh ditinggalkan sama sekali. Adapun bila ada udzur
maka harus mengganti puasa di hari lain atau "dalam kondisi lain"
membayar kafarat (2bulan puasa berturut, membebaskan budak, memberi
makan 60orang) tergantung situasinya (silahkan pelajari fiqh puasa)
2. Indonesia merupakan mayoritas muslim terbesar didunia. Lebih dari 3/4 penduduk indonesia beragama islam.
3. Serang adalah kota dengan julukan "kota santri" yang dari data
statistik 2014 mempunya penduduk Muslim sebesar 600.000 jiwa dan
mempunyai penduduk agama lain sekitar -20.000jiwa
4. Jika mau
hitung2an. Maka jumlah orang yg tidak wajib puasa (diluar anak kecil) yg
bisa berkeliaran dijalan dan mampu membeli makanan di warteg itu
sekitar 1 : 30. Jadi anggap saja jika di kampung per RT ada 60warga dan
1Rw mempunyai 10Rt. Maka jika ada warung di RW itu jualan nasi 2warung
maka perwarung akan mempumyai pelanggan non muslim yg tidak wajib puasa
sekitar 10 orang saja. Itupun kalau makan diwarung semua
5.
Modal perhari buka warung kecil2an itu minimal 300-500rb. Jika hanya
mempunyai 10 pembeli dengan per menu sekitar 15rb. Maka warung itu hanya
akan menghasilkan uang sekitar 150rb. Masih rugi minimal separuh dari
modal.
6. Lalu warung ini buka untuk siapa??? Ini pertanyaannya.
7. Ternyata usust punya usil π€π€
omset warung makan di siang hari bulan puasa yg mayoritas warganya
muslim dengan perbandingan 1 non muslim : 30 muslim bukannya menurun
tapi malah naik persentasenya. Nah loh kok bisa gitu??
8.
Alasannya ternyata hitung2an saya diatas tadi salah semua. Kagak
sesederhana itu. (Mana udah nelpon interlokal badan statistik banten
lagiπ‘π‘π‘)
ternyata tidak semua muslim menjalankan ibadah puasa alasannya adalah.
"KARENA MALAS DAN TIDAK TAAT" dan ini terjadi secara umum di seluruh
pelosok indonesia.
9. Muslim KTP inilah yg jadi buruan warung2
di siang hari. Dan kenapa persentase omsetnya bisa naik padahal penjajak
warungnya berkurang karena puasa?? Yaitu ada 2 alasan. Yg pertama
tidak banyak saingan warung yg buka. Karena mungkin mereka masih punya
"perasaan". Dan yang kedua banyak pekerja yg jika dirumah ngakunya
puasa. Jadi berangkat kerjapun tidak sarapan. Dan memilih sarapan di
luar termasuk makan siang. Padahal biasanya juga dibawain bekal. Jadi
otimatis warung2 dibulan puasa lebih laku karena langka dan sering
dicari.
10. Orang yg secara sengaja meninggalkan perintah agama
itu pasti dosa. Lalu bagaimana dengan orang yg tolong menolong dan
menfasilitasi dosa itu?? Silahkan dijawab sendiri
11. Jika
alasannya kenapa warung harus tutup 1bulan padahal cari nafkah sekarang
ini susah. Maka harus diingat. Normalnya orang kerja itu seminggu 6hari
karena minggu kebanyakan kerja tutup dan warung tidak pernah ada
tutupnya. Full setahun buka. Maka jika tutup hanya sebulan selama
setahun harusnya dalam ilmu manajemen tidak ada kerugian disitu.
12. Dan sebenarnya tidak mutlak warung itu harus tutup full. Kenapa??
Karena puasa itu kan tidak menahan lapar selama sebulan full. Bisa koid
kitaπ. Tapi hanya subuh sampai maghrib. Kalau memang niat sekedar
menyambung hidup harusnya warung cukup mendapatkan hasil jika mau buka
di jam berbuka. Dan mungkin bisa lebih laris. Tergantung mindset awal
kita
13. Kenapa satpol pp merazia?? Ya wajarlah namanya juga
kota santri.. dan pasti pemerintah setempat juga sudah memberikan edaran
kepada warung jauh2 hari. Medianya aja yg lebay. Ini juga baru kota
santri bukan kota ustadz, kota syech apalagi kota nabi.
14. Ya
inilah sebabnya syariat islam tidak bisa di jadikan azas negara ini.
Karena mental muslimnya masih suka tolong menolong dalam hal
kemungkaran.
15. Terakhir Yg namanya ibadah itu memang harus
dipaksa. Coba saja jika semua kantor tutup di jam sholat, siaran tv dan
internet diputus misalnyaππ.
Maka orang akan lebih "mau" menjalankan sholat. Sama juga dengan puasa.
Jika semua warung sepakat tutup. Maka si bapak2 penipu istri itu mau ga
mau pasti puasa. Wong cari makan di jalan susah...
16. Kenapa
hanya warung kecil yg di razia sedangkan resto di mall tidak. Maka
khusnudzon saja. Siapa tau saking cintanya Allah sama mak mak dibawah
ini. Maka Allah langsung menegurnya dengan mengirim satpolPP ke
warungnya. Dan membiarkan yg di mall tapi kelak dimintai tanggung jawab
dosa di akherat. Naudzubillah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Bijak Menyikapi Media Agar Tidak Mudah Menghujat"
Post a Comment