Lelah sangat,pulang kerumah saya dapati dua anak yang besar besar sedang berbaring di rumah petakan kami yang kecil. Salah satunya memegang HP, keduanya sedang menonton. Saya menyapa mereka, dan mereka terkaget-kaget mengetahui saya sudah pulang. Melihat ekspresi mereka, saya menaruh curiga.
Saya minta HP nya, dan saya lihat apa yang mereka tonton, dan saat itulah seperti ada petir menggelegar di atas kepala.
"BUNDA MARAH SEKALI. BUNDA...TIDAK..
Kemarin rasanya saya seperti terkena aliran listrik dari kaki, naik ke kepala, ke ubun-ubun, kemudian meledak.
Patah-patah saya mengatakannya. Dalam sepersekian detik, otak saya ini memutuskan dalam ketergesaan dan hampir pecah, kata kata apa yang ingin saya ucapkan.
Filter, Bun, difilter
Ada suara berbisikan di dalam kepala
Saya menarik nafas,
"Bunda kecewa sekali, kenapa Nak?" Sebenarnya itu pernyataan dan pertanyaan untuk diri sendiri.
Sejurus kemudian, si sulung saya menangis meraung-raung meminta maaf. Adiknya, hanya memeluk kusen pintu, kepalanya menunduk namun matanya memandang saya, air matanya sudah banjir membasahi pipi dan bajunya. Dia menangis, sangat ketakutan, tanpa suara.
Tragis. Pilu
Saya duduk lunglai.
Kemudian meneliti video yang berjudul memuakkan itu
Elsa getting pregnant by spiderman
Video baru berjalan 4 menit, adegannya baru seputar elsa pergi sekola, bertemu beberapa teman lelaki dan muncul gambar love love. Saya lihat deretan video yang terpampang pada laman yang sama. Tentu saja, laman itu menautkan video porno lainnya.
Anak sulung saya terus menangis histeris
"Maapin aku... maapin aku... maapin aku" Tanpa jeda
Saya menahan diri untuk menyebut mereka nakal, bandel, dan sejenisnya. Banyak-banyak beristighfar untuk mengendalikan situasi penuh kengerian ini. Saya peluk dahulu si anak tengah, dia yang memangis sakit dalam diam, langsung mengeluarkan suara sambil memeluk saya.
"Huhuhhuhu"
Kakaknya saya rangkul
"Iya sayang, bunda maafkan, bunda juga minta maaf ya." Bahunya yang tegang mulai melemas, dia menyandarkan kepalanya sambil terus menangis. Kami bertiga terdiam cukup lama, si bungsu hanya mondar mandir memperhatikan kami keheranan. Sesekali dia mencoba memisahkan pelukan kami karena rasa cemburu.
Setelah mereda, saya ajak bicara semuanya. Mereka bercerita, pada mulanya mereka main game, kemudian muncul tautan untuk menonton video singkat, kemudian muncul tautan lainnya, dan mereka menonton film kartun 'Elsa'. Mereka juga menceritakan apa yang mereka lihat. Mereka belum sampai pada adegan panas ketika saya pergoki. Saya jadi merasa terlalu berlebihan. Tapi tetap saja, bagaimana jika mereka sudah melihatnya?
Akhirnya saya pun menjelaskan kenapa saya harus marah, dan meminta maaf karena membuat mereka takut.
"Aku tau bunda marah karena sayang, tapi aku baru lihat bunda sebegitu marah. Aku takut Bun." Kata si anak tengah, saya mengusap punggungnya. Saya bertanya-tanya,
Malam harinya, saya membuat jadwal, merubah jam bekerja saya, menyiapkan waktu yang lebih banyak buat anak-anak. Keesokannya kami berjalan-jalan,
Semoga tidak ada kata terlambat bagi kami untuk memperbaiki diri...
Semoga masih ada usia untuk bertaubat
SUmber : Akun FB Tokonya Umi Fatimah
0 Response to "Waspada Orang Tua Saat Anak Main Youtube, Ada Jebakan Kartun Porno"
Post a Comment