Gangguan jiwa menjadi pilihan utama menjadi alibi pelaku percobaan pembunuhan kepada beberapa tokoh ulama di Indonesia. Bukan kali ini saja, kasus kemarin yang dilakukan orang tak dikenal tiba-tiba dari kejauhan telah menyiapkan pisau dan seketika itu ke panggung mencoba menusuk Syeikh Ali Jaber.
Beruntung Syeikh Ali Jaber berhasil menangkisnya dan mengenai lengannya, menyebabkan lengannya berdarah. Sementara pelaku langsung diamankan setelah sempat mendapat bogem mentah dari Jamaah yang ada di lokasi.
Sebelum muncul informasi terkait pelaku, netizen sudah menduga-duga bahwa nanti pelakunya dianggap gangguan jiwa. Tentu netizen berpendapat seperti itu bukan tanpa alasan, jauh sebelumnya sudah puluhan kasus yang melukai para ulama, ustadz di Indonesia bahkan sampai korbannya meninggal dunia, atau juga orang lain yang membuat resah bagi keberadaan umat Islam, langsung "buru - buru" dikatakan mengalami gangguan jiwa.
Dan ternyata benar, laporan kronologi dari berita acara menjelaskan bahwa pelaku itu menurut keluarganya mengalami gangguan jiwa sudah 4 tahun lamanya. Namun, bukan netizen cerdas namanya kalau tidak berusaha mencari kebenaran dari informasi tersebut.
Ternyata kedapatan postingan terkhir dari pelaku penusukan baik di facebook maupun instagram itu pada tahun 2018 masih normal saja, tidak menunjukkan dia gangguan jiwa. Nah lhoo....
Pelaku penusukan ke wiranto itu Teroris, sedangkan ke Ulama itu Gangguan Jiwa
Bukan isapan jempol, tapi fakta, pelaku penusukan kepada Wiranto langsung dianggap teroris, karena casing pelakunya berjenggot dan bercelana cingkrang.
Namun pelaku penusukan kepada Ulama tidak ada yang dianggap teroris, namun adalah orang gila alias gangguan jiwa. Ini menjadi bukti bahwa casing itu menentukan ini teroris dan bukan, seolah identitas teroris hanya disematkan kepada muslim yang berjenggot dan celana cingkrang.
Seorang Alfin Andrian, pelaku penusukan ke Syeikh Ali Jaber, menurut penulis bukanlah orang gangguan jiwa, sebelum ada hasil cek gangguan jiwa dari medis.
Mestinya pihak kepolisian atau aparat jangan buru - buru membuat narasi didalam berita acara bahwa anak tersebut menurut keluarganya terkena gangguan jiwa.
Mana nih suara orang yang sok toleran ?
Ada orang - orang tertentu yang sok toleran ketika umat agama lain diserang, langsung dia komentar macam - macam, terorislah, fundamentalis lah, radikalis lah. Ironisnya dia seorang muslim, namun ketika ada saudara muslim yang terkena ancaman, diam sejuta bahasa, tidak ada suaranya. Sok toleran terhadap umat agama lain, merasa paling pancasilais, namun tidak ada simpatinya sedikitpun kepada muslim yang terluka. Cuiih...muslim model cap apa....
LUKMANUL HAKIM, KBC-05
0 Response to "Penusukan Syeikh Ali Jaber, Pelakunya diframing Gangguan Jiwa"
Post a Comment