Hajar Aswad merupakan batu yang berada di salah satu sisi Ka'bah. Umat Islam disunnah kan untuk mencium Hajar Aswad, jika mampu melakukannya pada salah satu manasik haji dan umrah. Menurut riwayat, bahwasanya Hajar Aswad dahulunya adalah sebongkah batu besar berwarna putih. Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Hajar Aswad adalah batu dari surga. Batu tersebut lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyriklah yang membuatnya menjadi hitam," (HR Ahmad).
Namun, saat ini batu itu telah terpecah
menjadi beberaapa keping yakni sekitar delapan keping dengan berbagai ukuran.
Batu-batu itu di kumpulkan dan diikat dengan lingkaran perak. Ada beberapa
peristiwa yang menyebabkan kerusakan Hajar Aswad. Di antaranya adalah bencana
banjir, pengepungan, dan penjarahan Ka'bah oleh sekte Syiah pimpinan Abu
Thahir.
Ashim bin Musthafa dalam artikelnya yang
berjudul "Penjarahan Hajar Aswad" yang dilansir laman Almanhaj
mengungkapkan, Abu Thahir memiliki nama lengkap Sulaiman bin Abu Said al-Husain
al-Ja nabi. Dia adalah tokoh golongan Qara mithah (salah satu sekte Syiah
Isma'ili yah) pada masanya. Abu Thahir al-Janabi bertanggung jawab atas
kerusakan dan peperangan terhadap kaum Muslimin yang terjadi pada musim haji
317 H. Bahkan, kota suci Makkah dan Masjid al- Haram pun tak luput dari
kejahatannya.
Kisah pilu tentang kesadisan Abu Thahir
al-Janabi dan kelompoknya itu terekam jelas dalam kitab Bidayah wan Nihayah
yang ditulis Ibnu Katsir. Pada 8 Dzulhijah 317 H, orang-orang Qara mithah
melancarkan huru-hara di Tanah Haram. Mereka merampok dan membunuhi kaum Muslim
yang sedang me nu naikan ibadah haji. Bahkan air zam zam berwarna merah akibat
banyaknya darah kaum muslimin yang ditumpahkan dbantai oleh Syiah.
Saat gerombolan Qaramithah menjalankan aksi
kejahatannya, sebagian jamaah haji berusaha menyelamatkan diri dengan
berpegangan pada kiswah Ka'bah. Namun, mereka tetap menjadi korban.
Pedang-pedang milik kaum Syiah Qaramithah menebas mereka dengan tanpa ampun.
Begitu pula halnya dengan para jamaah yang sedang melakukan tawaf, juga tewas
seketika di tangan kelompok Abu Thahir al-Janabi. "Bahkan, di antara
korban yang meninggal akibat keganasan kaum Qaramithah itu juga terdapat para
ulama ahli hadis," ujar Ashim.
Kekacauan tidak berhenti sampai di situ
saja. Abu Thahir kemudian memerintahkan anak buahnya untuk mencongkel Hajar Aswad dari dinding Ka'bah. Batu dari surga itu selanjutnya dibawa Abu Thahir
ke daerahnya dan terus berada di dalam penguasaan kelompok Syiah Qaramithah
selama 22 tahun. Pada 339 H, Hajar Aswad akhirnya dikembalikan ke tempatnya
semula di Makkah.
Nah..demikian kisah tentang hajar aswad yang
direbut oleh orang kafir syiah, sehingga ini merupakan momentum yang perlu
diketahui oleh kaum muslimin dan dunia, bahwa teroris sebenarnya adalah syiah.
Sehingga ini juga menjad bukti bahwa syiah bukan Islam.
0 Response to " Ternyata !!! Selama 22 Tahun, Ka’bah Tanpa Ada Hajar Aswad"
Post a Comment