TRELEP MEDIA - Nafsu Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni ITB untuk merusak nama baik Prof Dr Din Syamsuddin nyaris gagal. Alih-alih (KASN) memproses laporan GAR ITB, malahan kini GAR yang mengalami gegar sosial, menerima pukulan publik bertubi-tubi.
Ketua KASN Agus Pramusinto menyatakan, KASN tidak berkomentar apa-apa dan menegaskan laporan GAR ITB tidak memiliki bukti atas pelaporannya. Karenanya KASN langsung saja melanjutkan laporan tersebut ke pihak Satgas Penanganan Radikalisme dan Kementerian Agama.
Menteri Agama Yaqut yang biasa ribut soal radikalisme ternyata menyatakan agar tidak gegabah menilai radikal dalam kasus pelaporan Prof Din Syamsuddin. Hal ini sejalan dengan pandangan PBNU.
Banyak tokoh mengecam GAR ITB dan membela Prof Din Syamsuddin. Mulai Azyumardi Azra, Hidayat Nur Wahid, Marsudi Syuhud hingga Mahfud MD. Publik menilai GAR Alumni ITB sebagai model buzzer penguasa. Keluar dari citra akademisi dan menjadi sebuah kelompok politik kepentingan. Berujung bukan saja mendesak pembubaran tetapi juga langkah penindakan hukum. Perbuatan GAR alumni ITB dapat dikualifikasikan kriminal.
Muncul KAPPAK
KAPPAK mendesak Rektorat dan Senat ITB agar menindak tegas GAR ITB karena ikut campur dalam urusan internal ITB. Demikian juga dengan dosen yang terlibat agar ditertibkan karena dinilai telah merusak kredibilitas ITB.
KAPPAK yang berangkat dari penegakan nilai Pancasila dan Anti Komunis mengingatkan agar seluruh alumni ITB harus menjunjung tinggi kebebasan berpikir, berkarya, dan berkiprah pada platform ilmiah dalam kawalan nilai-nilai Pancasila.
Reaksi luas atas sikap GAR ITB yang tendensius dan berbau buzzer politik ini menyebabkan banyak pertanyaan atas keberadaan GAR ITB tersebut. Banyak pihak mulai menguliti kelompok ini. Dari aspek SARA konteks etnis dan agama dibongkar, keberadaan orang pemerintahan sebagai inisiator dan provokator, hingga privasi sang juru bicara pun mulai diselidiki dan dikomentari. Pencatutan nama pendukung mulai dipersoalkan. Di samping gegar sosial GAR mengalami gegar moral.
Ketika bangsa ini mewaspadai ancaman perusakan nilai-nilai Pancasila dan bahaya komunisme, model gerakan politik GAR ITB seperti ini harus dengan cepat diantisipasi dan dieliminasi. Sikap berlambat-lambat dapat menimbulkan bencana.
Misi politik GAR ITB telah gagal melakukan kudeta moral dan intelektual. (*)
Bandung, 16 Februari 202
Editor Sugeng Purwanto
( Dilansir dari media PWMU.co
0 Response to "Misi GAR ITB Gagal Total"
Post a Comment